Buru,Maluku (sundalanews.com) – Tambang Emas Ilegal Gunung Botak Kabupaten Buru Maluku akhir-akhir ini menjadi sarang premanisme.
Area lokasi pertambangan emas ilegal ini sering menciptakan masalah keributan sesama para penambang. Sebut saja Mama Nisa salah satu warga Desa Masarete, Kecamatan Teluk Kaiely, Kabupaten Buru dikabarkan selalu membuat onar dikalangan para penambang.
Nama ini populer dikawasan pertambangan emas ilegal hingga diperbincangkan oleh para penambang akibat aksinya yang selalu membuat onar dengan beberapa penambang lainnya, seperti masalah paritan, bak air, dan lainnya.
Dengan sikap premanisme yang ditunjukan oleh Mama Nisa ini, membuat para penambang lainnya merasa tidak aman.
Hal seperti itu akan dapat mengganggu aktivitas penambang lainnya. Dan bisa membuat aparat gabungan melaksanakan penertiban pada lokasi tambang tersebut.
Hal itu dikarenakan lokasi tambang sudah mulai tidak aman, bisa berdampak terhadap konflik internal antar para penambang.
Mama Nisa berani melakukan tindakan seperti itu apakah karena dikawal oleh aparat ?
Dari informasi yang dihimpun ada
dugaan kuat aparat yang memback up aktivitas ilegal yang dilakukan oleh Mama Nisa.
Sampai-sampai, seluruh masalah yang melibatkan Mama Nisa ini, ada oknum aparat yang terlibat untuk menyelesaikannya.
Karena itu, dirinya bebas melakukan apa saja, dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri.
Seperti yang terjadi saat ini, Mama Nisa mencoba ingin mengusai berbagai fasilitas pengelolaan material emas, seperti bak air. Padahal, barang tersebut bukan miliknya, tapi milik orang lain.
Berbagai macam cara sudah Ia lakukan, bahkan masalah tersebut sudah diselesaikan di pos pengamanan, ada juga pembayaran ganti rugi dari pihak lain untuk Mama Nisa yang disertai dengan pernyataan sikap.
Padahal, persoalan bak itu, Mama Nisa tidak ada sangkut pautnya, hanya saja caranya ingin mengusai bak tersebut sudah melewati batas, sehingga menggunakan cara-cara yang tidak bagus.
Singkatnya, walaupun belum ada titik temu soal masalah tersebut, kini Mama Nisa mencoba mengaktifkan semua fasilitas yang ada, tanpa ada koordinasi dengan pemilik barang.
Untuk itu, pihak TNI-Polri, dalam hal ini Kodim 1506/Namlea dan Polres Buru, serta Pemkab Buru jangan tinggal diam, segera lakukan penegakan hukum, seperti penertiban dan penyisiran aktivitas pertambangan emas ilegal di kawasan gunung botak.
Apabila masalah para penambang terus berlarut-larut, maka bisa dipastikan adanya korban jiwa.(KL25)